KURNIAWAN'S FAMILY

Kurniawan's Family

Jumat, 24 Desember 2010

Euforia Sepak Bola Kita



Setelah membaca headline dari beberapa media massa pagi ini, yang mayoritas menyoroti seputar ludesnya puluhan ribu tiket nonton final Piala AFF dalam hitungan mengakibatkan ribuan supporter yang tidak kebagia tiket mengamuk, kita seperti "bangsa yang baru melek sepak bola".



PSSI kita berdiri tahun 1930 dan sejak tahun 1952 telah menjadi anggota FIFA. Dalam usia sangat matang itu, sepantasnya kita ini tidak lagi "bermain prestasi" di tingkat regional (ASEAN). Menurut saya, Piala AFF dan SEA Games bukanlah ajang yang tepat untuk memperlihatkan prestasi sepak bola kita. Kita ini pantasnya ada di kelompok Asia dan dunia.



Kita punya pemain yang mumpuni serta masyarakat pencinta timnas dan sepak bola. Akan tetapi, kita tidak memiliki pengurus (PSSI) yang profesional, kapabel, jujur, bekerja transparan, dan loyal. Yang ada di PSSI hanya sekelompok orang yang "berdagang", memolitisasi sepak bola serta hanya beretorika, tetapi tidak sanggup berbuat sesuatu yang membanggakan sepak bola kita.

Terlepas dari kesuksesan Firman Utina dan kawan-kawan melalap Malaysia, Laos, Thailand, dan Filipina di stadion kebanggaan kita, Gelora Bung Karno, mungkin kita perlu sedikit menengok ke belakang sekadar merenungi sekaligus mengoreksi lagi: Apa betul kita pantas tenggelam dalam euforia begitu dahsyat, dan mungkin berlebihan, meski tim kesayangan kita belum juara? Pertanyaan berikut: Bila pun juara, apakah kita pantas berpuas diri?