KURNIAWAN'S FAMILY

Kurniawan's Family

Minggu, 07 Oktober 2012

Sebuah Surat Dari Masa Depan

MInggu pagi ini saya awali aktivitas dengan "mengudara" (baca: kerja). Minggu pagi kerja? Gak enak banget yah kedengerannya? Inilah bagian dari konsekuensi orang yang bekerja dibidang jasa. Minggu bukanlah hari libur, peringatan hari raya, hari besar tidak selalu menjadi tanggal merah bagi kami. Yang jelas saking biasanya sejak 5 tahun yang lalu, saya cue aja kalau ada orang bilang "Hari Minggu kok kerja?"

Oke, kembali lagi ke minggu pagi saya. Siaran dengan format ringan, duet, interaktif dengan pendengar dan temanya ttg musim. Googling cari tambahan informasi, dan saya nemu ini. Sayang rasanya kalau tidak di share.

Sebuah Surat Dari Masa Depan

Aku hidup di tahun 2070. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun.
Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih.Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi.

Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku,, Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.

Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang di basahi dengan minyak mineral. Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan,, sekarang kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air.

Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.

Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: “JANGAN MEMBUANG BUANG AIR” tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas.

Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik.

Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya. Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis. Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari.

Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari. Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air. Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun.

Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang. Morphology manusia mengalami perubahan… yang menghasilkan/melahirkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31.102 galon] Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun. Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.Tidak dikenal lagi adanya musim.

Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi. Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu. Dia bertanya: – Ayah ! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ? Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku. .. Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga !.

Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir. Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi… Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini !

Tolong Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang. Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Lakukan untuk anak dan keturunan mu kelak”

“AIR DAN BUMI UNTUK MASA DEPAN”

“TANAMLAH SEBANYAK-BANYAKNYA POHON DAN HEMATLAH AIR”


Panjang banget ya? Semoga gak malas bacanya, hi.. Tapi yakin deh, saya ngeri banget ngebayanginnya. Duuuh, gak pengen nasib anak cucu saya seperti surat itu. So, ayoo hemat air, tanam pohon, jangan buang sampah sembarangan dan lestarikan lingkungan untuk masa depan anak cucu kita kelak :)

10 komentar:

  1. Wah dalem banget makna suratnya...ngeri membayangkan skenario di masa depan seperti itu... moga2x nggak terjadi.... *siap2x ambil pacul dan menanam pohon di halaman*

    BalasHapus
  2. Aku gak males lho bacanya :P
    Wah mengerikan ya mbak... kalau masa depan bener seperti itu T.T
    Irit air ah... mandi sekali sehari... *eh*

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga pernah baca surat ini di youtube

      setuju sama Una, mulai sekarang mandi sekali sehari aja deh, hahahahaaa

      Hapus
  3. felicity : thanks for comment dan salam kenal.. hehehe iyaaa bener, ngeriii bgt masa kita enak2 nikmati alam yg paling tidak masih bersahabat trus keturunan kita enggak.. hehe. yuukk nyankul yg semangat :p

    unaaa : pinter bener deh rajin baca :)
    jiiaahhh kalau mandi sekali sehari g peduli lingkungan dong (org2 disekeiling mksudnya :p)

    BalasHapus
  4. ga heran mbak.. lha air aja bayar kok

    BalasHapus
  5. Mudah-mudahan suratnya itu hanya "surat buram". Artinya belum bisa aku percaya, yah berdoa mudaha-mudahan tidak akan terjadi ajah :)

    Salam kenal yah. Mampir yuk ahh ke blogku :D

    BalasHapus
  6. Saya udah pernah selama beberapa tahun ngalamin kesulitan dapet air bersih, maklum di lingkungan rumah memang air tanah agak bermasalah sedangkan aliran PAM tidak menjangkau daerah kami. Jadi ya sampai sekarang jadi orang paling bawel dengan urusan air, paling sering negur OB yang nyuci piring dgn buka keran gede2, teman yg lupa nutup keran sehabis flush, dan banyaaakk lagi. Hahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang kadang aku juga masih suka berdiam diri di bawah pancuran air aka shower gitu....

      buang buang air sih....
      merasa bersalah, apalagi mengingat banyak orang yang kesulitan air.

      Hapus
  7. Ngirit air itu emang susah...lah untuk mandi aja kita doyan byar-byur byar-byur :D

    Serem amat yak kalo bener masa depan bisa terjad kayak gitu...

    BalasHapus
  8. Buang air besar Rp. 2000,- Buang air kecil Rp. 1000,- Mandi Rp. 3000,-. Kalau dari sekarang kita tidak merawat lingkungan, saya yakin di tahun 2020 nanti tulisan semacam itu akan dipampang di tiap RT atau RW. Salam kenal. Foll back aku ya...

    BalasHapus