KURNIAWAN'S FAMILY

Kurniawan's Family
Tampilkan postingan dengan label Refleksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Refleksi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Februari 2013

Belajar Tidak Bergantung Pada Orang Lain.

Oke, minggu2 terakhir ini saya dan keluarga sedang pusing. Kami pusing karena mencari pengasuh buat Kaninda (my beloved daughter) yang belum dapet- dapet sampe sekarang. Sebenarnya sih sudah gak masuk hitungan minggu tapi bulan! Ampuuunn susahnya nyari yang pas sesuai keinginan kami buat bisa jagain dirumah selagi saya kerja.


Jadi selama saya bekerja, atau dari Kaninda umur satu bulan Kaninda dijagain sama tetangga depan rumah saya yang saya anggep keluarga sendiri karena Kaninda dijagain dengan sangat baik selama saya kerja.Total sudah kurang lebih satu setengah tahun jagain. Trus kenapa bingng cari pengasuh??

Nah ini diaa, jadi budhenya (yang jagain Kanin) sekarang harus jagain anaknya. Emang anaknya kenapa? Anaknya tiba2 aja mogok gak mau ke sekolah dan maunya ditungguin sama ibuknya (FYI dia sudah kelas 3 SD)! Sebenernya gak tiba- tiba juga sih karena sudah dari semester gasal alias November tahun lalu dianya mogok gak mau kesekolah. Yaah, saya pikir sih gak lama dan Kaninda sementara waktu saya titipin ke rumah ibu saya. Lah, ternyata waktu itu hampir sebulanan dianya mogok minta ditemenin sekolah sama ibuknya. Ammpppyuuunnn, akhirnya mertua saya nyaranin buat di cut sementara trus nyari orang lain aja buat jagain sementara anaknya budhe mogok sekolah. Saya yang waktu itu masih sangat beraaatt hati menyetujui, karen berpikir masih sayang buat nglepas budhe ini karena terlanjur cocok dan rumahnya juga deket. Jadi kalau ada perlu sewaktu- waktu yang tidak memungkinkan ngajak Kanin bisa saya titipin. Dan saat itu mertua saya langsung nyariin penggantinya dan dapet, rumahnya juga masih satu gang. Mertua sudah bilang ke orangnya kalau mau minta tolong nitipin cucunya ke dia selama mamanya bekerja, dan oke mau. Tapiiii ehh tapi ini anaknya budhe yang awalnya mogok eh tiba2 mau sekolah sendiri sebelum saya akhirnya nitipin ke orang lain yang sudah dibilangi sama mertua tadi. Yahhh, senenglah saya, jadi gak perlu ada adaptasi2an dong (mengingat Kaninda sudah mulai ngerti, jadi utk diasuh orang baru pasti butuh masa2 penyesuaian). Akhirnya yang sedianya jadi penggantinya si budhe tadi di cancel. Amaaannn pikir saya.

Muluuss deh, mulai seminggu sebelum ulangan semester satu sampai liburan. Nahh, setelah liburan inilah kembali terjadi tragedi mogok sekolah. Setelah liburan sekolah selama 2 minggu itu anaknya kembali mogok. Yang ini justru parah, berangkat aja gak mau. Ogah2an bangetlah pokoknya berdasar cerita si budhe. Sampai kurang lebih 2 minggu kemalasannya sekolah itu berlangsung. Saya juga gak tau kenapa ini anak kok malesss banget buat sekolah, padahal saya pada umur yang sama kayaknya gak ada malesnya buat pergi sekolah. Anak bungsu budhe ini juga selalu gak mau jawab kalau ditanyai kenapa gak mau sekolah. *tambah pusing* Trus akhirnya saya tawarin ke budhe buat nungguin lagi aja kayak dulu selama dia sekolah. Dan akhirnya mulai 2 mnggu setelah liburan sampai sekarang budhe nungguin anak bungsu perempuannya ini disekolah. Ada yang menyarankan anak saya dibawa ke sekolah aja. Haduuuhh, g setega itu kali saya, anak saya pasti gak nyaman dong, kalau mau bobo gimana? Trus minum susunya, belum lagi kalau pup gimana? Trus yang bikin saya gak mau itu saya khawatir kalau anak saya lihat pemandangan anak budhe ini nangis gelendotan, gulung2 gitu. *soalnya budhe pernah cerita kalau pernah gitu disekolah* Wadoohh anak saya yang masih kecil dengan sangat mudah nyontoh karena dia belum tau kalau itu tidak baik. Yang jelas disekolahan dengan budhenya bukan tempat yang nyaman buat anak saya!

Akhirnya sekarang saya cut aja, atau dengan kata lain saya berhentiin. Dulu, waktu saya mempertahankan si budhe ini meski anaknya mogok beberapa orang teman kerja, tetangga menduga kalau si anak ini cemburu dengan anak saya. Saya pribadi gak percaya. Karena anak ini sayaaang banget sama Kaninda. Tapiiiiii, dua minggu terahir ini saya percaya itu! Anak ini berubah perlakuannya sma anak saya meski gak mencolok. Jadi dia cemburu ibuknya ngasuh anak saya! Mungkin karena dia sering diminta ngalah sama ibuknya. Yah, saya gak mau nyalahin karena hak dia dapet kasih sayang sepenuhnya dari ibunya. Tapii gak bisa bohong, saya kecewa juga sebenernya. Saya selalu berusaha gak membedakan apalagi nganggep ibuknya itu pengasuh atau semacamnya, saya selalu bilang ini budhenya. Saya selalu hati2 ngomong didepan budhe, keluarga dan anaknya. Tapi ya balik lagi namanya juga anak2, dan saya inget apa kata si papz, hal yang bisa dipetik adalah "Jangan terlalu bergantung ke orang lain".

Jadi bersyukurlah jika sebagai ibu bekerja anak kita dijaga sama eyangnya sendiri. Gak perlu ribet kayak saya, hehe. Selamat berhari Minggu :)

PS : Ibu mertua saya masih belum purna tugas saat ini jadi bisanya jagain mulai jam 2 siang. Trus, kenapa Kaninda gak dititipin kerumah ibuk saya? Kalau dititipin di rumah ibuk berarti saya harus nginep sana, karena gak tega sehari Kaninda bolak-balik dengan jarak 20km. Kasian nanti kecapekan. Kalau saya nginep dirumah orang tua terus selama hari kerja, kasihan papanya pulang kerja capek dirumah gak ada anak sama istri :(

Minggu, 07 Oktober 2012

Sebuah Surat Dari Masa Depan

MInggu pagi ini saya awali aktivitas dengan "mengudara" (baca: kerja). Minggu pagi kerja? Gak enak banget yah kedengerannya? Inilah bagian dari konsekuensi orang yang bekerja dibidang jasa. Minggu bukanlah hari libur, peringatan hari raya, hari besar tidak selalu menjadi tanggal merah bagi kami. Yang jelas saking biasanya sejak 5 tahun yang lalu, saya cue aja kalau ada orang bilang "Hari Minggu kok kerja?"

Oke, kembali lagi ke minggu pagi saya. Siaran dengan format ringan, duet, interaktif dengan pendengar dan temanya ttg musim. Googling cari tambahan informasi, dan saya nemu ini. Sayang rasanya kalau tidak di share.

Sebuah Surat Dari Masa Depan

Aku hidup di tahun 2070. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun.
Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih.Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi.

Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku,, Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.

Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang di basahi dengan minyak mineral. Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan,, sekarang kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air.

Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.

Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: “JANGAN MEMBUANG BUANG AIR” tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas.

Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik.

Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya. Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis. Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari.

Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari. Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air. Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun.

Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang. Morphology manusia mengalami perubahan… yang menghasilkan/melahirkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31.102 galon] Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun. Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.Tidak dikenal lagi adanya musim.

Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi. Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu. Dia bertanya: – Ayah ! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ? Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku. .. Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga !.

Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir. Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi… Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini !

Tolong Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang. Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Lakukan untuk anak dan keturunan mu kelak”

“AIR DAN BUMI UNTUK MASA DEPAN”

“TANAMLAH SEBANYAK-BANYAKNYA POHON DAN HEMATLAH AIR”


Panjang banget ya? Semoga gak malas bacanya, hi.. Tapi yakin deh, saya ngeri banget ngebayanginnya. Duuuh, gak pengen nasib anak cucu saya seperti surat itu. So, ayoo hemat air, tanam pohon, jangan buang sampah sembarangan dan lestarikan lingkungan untuk masa depan anak cucu kita kelak :)

Kamis, 31 Desember 2009

Happy New Year...




Tidak terasa sudah ada di penghujung tahun 2009. Tinggal beberapa jam lagi kita akan meninggalkan tahun ini. Ada banyak yang terlewati, ada banyak yang dilalui. Merajut lembar demi lembar kisah dalam hitungan detik menjadi menit, menit menjadi jam, jam menjadi hari, hari menjadi minggu, minggu menjadi bulan dan bulan berganti tahun.

Memejamkan mata, menghela napas panjang dan merefleksi kembali, bagaimana kita tahun ini. Jalan mana yang kita lalui dalam lembar demi lembar kisah ini.
Masih ada serpihan serpihan yang harus kembali ditata, masih ada lubang yang harus ditutup, masih ada ruang lain yang harus dilihat lebih dekat, masih harus membersihkan bagian yang masih kotor dalam diri terlebih hati kita.

Pengharapan baru, semangat baru….
Semoga di tahun yang baru apa yang kita harapkan dan panjatkan terkabul dan terlaksana. Tentu dengan usaha dan kerja keras.
Hidup adalah pilihan. Waktu tidak akan berjalan mundur, walau hanya sedetik.
Semoga kita bisa memanfaatkan 365 hari tahun 2010 dengan baik, dan semakin baik dari waktu ke waktu, hari ke hari hingga bertemu tahun baru lagi.
Happy New Year 2010...
Good Luck for everyone…